Hypnoparenting Anak Berbasis Al Qur’an

Hypnoparenting Anak Berbasis Al Qur’an

Oleh : A. Rio Makkulau Wahyu (Dosen IAIN Parepare)

OPINI— Selama masa pandemi covid-19, sistem pembelajaran kita telah berubah yang tadinya secara offline/tatap muka menjadi pembelajaran daring/online. Hal inilah membuat waktu belajar anak lebih banyak dihabiskan di rumah bersama dengan ibunya. Kita pernah mendengar ungkapan mengatakan “Ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya. Maka dari itu kita sebagai orang tua berkewajiban memberikan pendidikan yang baik bagi anak-anak kita. Bukankah kita ingin, agar kelak nantinya anak-anak yang kita didik menjadi penolong kita di kemudian hari. Sebagaimana hadis riwayat Imam Ahmad: “Seseorang merasa heran ketika dirinya berada di Surga dengan kedudukan yang mulia, lalu ia bertanya, darimana kedudukan ini bisa diperoleh? Kemudian Malaikat menjawab: Anakmulah yang selalu memohonkan ampunan untukmu!”.

Melihat maksud hadis ini, menandakan bahwa inilah orang tua yang berhasil dalam mendidik anak. Orang tua yang menjadi panutan sehingga di akhirat kelak anaknyalah yang mengantarkan mereka meraih tempat yang mulia. Anak adalah titipan yang menjadi kewajiban kita sebagai orang tua dalam menjaga dan membimbingnya menuju kebaikan. Anak adalah kebanggaan para orang tua yang dijadikan sebagai permata hati atau belahan jiwa, namun terkadang makna ini telah bergeser dari arti semula, bukan lagi menjadi permata hati melainkan menjadi musuh yang berujung pada kebencian mereka terhadap anaknya.

Misalnya saja, sering kita lihat dan saksikan melalui berita banyaknya kasus penyiksaan, pembunuhan anak mereka sendiri, kasus pemerkosaan/pelecehan seksual terhadap anak, dan kasus-kasus lainnya yang menjadikan anak tereksploitasi. Bahkan di kehidupan sehari-hari sering kita lihat anak yang dibentak dan dikatakan “anak nakal” oleh orang tua mereka sendiri, inilah kesalahan kita sebagai orang tua yang tidak sepatutnya berkata buruk untuk anak kita, karena sesungguhnya perkataan orang tua terhadap anaknya adalah untaian doa yang dipanjatkan tanpa kita sadari. Sebaiknya kita menjaga ucapan di saat kita dalam keadaan marah terhadap anak kita. Sungguh ironis hal ini adalah fakta yang terjadi dan seharusnya orang tua paham betul apa yang sebaiknya mereka lakukan untuk anak-anak mereka ke depan, bukan menjadikan anak sebagai musuh melainkan menjadikan mereka sebagai ladang amal yang kelak akan menolongmu di akhirat.

Dalam hal ini, perlunya pembinaan bagaimana peran kita sebagai orang tua dalam mendidik anak, bukan justru sebaliknya, membiarkan dan tak acuh terhadap mereka. Orang tua harus mendidiknya sepenuh hati. Sebagaimana ungkapan pakar psikologi anak Seto Mulyadi yang lebih dikenal dengan Kak Seto “Family is the real education, lebih efektif, dan dapat mendidik dari hati ke hati.” Ungkapan ini membuat kita paham satu hal, yakni pendidikan yang paling dasar bagi anak adalah keluarga, sebagai orang tua yang berperan sebagai pendidik bagi anak-anak mereka sendiri.

Melalui hypnoparenting berbasis…

[next page 2]

Pages: 1 2

Berawal dari Belajar, Berakhir dengan Amal (@hayanaaa)

Leave a Reply

Your email address will not be published.