
Forum R20 dan Masyarakat Global: Best Practice Bingkai Kerukunan Umat Beragama di Indonesia
[Page 2]
Kerukunan hidup beragama juga menjadi kata kunci dalam upaya mewujudkan masyarakat yang maju, sejahtera, mandiri, dan berdaya saing tinggi. Karena tanpa kerukunan, bangsa Indonesia justru akan semakin terpuruk dalam bayang-bayang konflik sosial horizontal yang berkepanjangan.
Secara fundamental, Gus Dur juga telah mengarusutamakan konsep “Pribumi Islam” yang mencoba menginisiasi pemahaman yang mempertimbangkan kebutuhan lokal dalam merumuskan hukum agama tanpa mengubah hukum itu sendiri. Gagasan Pribumi Islam merupakan jawaban atas permasalahan yang dihadapi umat Islam dari masa lalu, yaitu bagaimana mendamaikan budaya dengan norma. Menurut Gus Dur, tumpang tindih antara agama dan budaya akan terus terjadi sebagai proses yang akan memperkaya kehidupan. Konsep ini, menurut Gus Dur, memposisikan Islam sebagai ajaran normatif yang bersumber dari Tuhan yang diakomodasi ke dalam budaya yang berasal dari manusia tanpa kehilangan identitasnya masing-masing.
Beberapa argumentasi pokok gelaran R20 yang menyoroti signifikansi agama dan kehidupan beragama masyarkat global; Pertama, dalam kondisi kerukunan antar umat beragama saat ini, masih terdapat potensi disharmonisasi akibat perkembangan global dan pola interaksi antar umat beragama yang cenderung eksklusif. Kedua, terjadinya konflik sosial horizontal di berbagai negara, menuntut perhatian semua pihak, termasuk PTKI, untuk memberikan solusi guna mengantisipasi munculnya konflik sosial baru bagi peradaban dunia.
Perkembangan ekstremisme dan fundamentalisme di kalangan umat beragama memberikan peluang bagi para pemimpin dunia dan seluruh komponen bangsa lainnya untuk membangun kehidupan beragama yang harmonis. Kerukunan antar umat beragama sangat berpengaruh dalam kehidupan bernegara untuk menciptakan kerukunan dalam masyarakat global.