
Pemuda yang Ber “Sumpah Pemuda”
[page 2]
Soekarno dalam pidatonya menyerukan “Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia”. Seruan yang mendewakan sosok pemuda yang bersatu membangun dan menjadi ikon kemajuan.
Beberapa waktu lalu Alif Gustakhiyat yang akrab dengan chanel youtube Alif Ba Ta asal Ponorogo mengguncang dunia per-you tube-an melalui tayangan youtube-nya sejak 2018 sukses maraup 2,2 juta subscribers hanya dalam 2,5 tahun. Kepiawaiannya mengeksplorasi gitar dengan fingerstyle nya menghentak blantika alat musik gitar.
Tak kurang dari gitaris band Avenged Sevenfold, Brian Elwin Haner, Jr. atau lebih dikenal dengan nama Synyster Gates, Gitaris Korea Fun Two, sampai Gitaris asal Rusia, Igor Presnyakov atau biasa disapa Uncle Igor, mengapresiasi permainan gitar Alif untuk unggahan di video channel Youtubenya.
Musisi Tanah Air di antaranya seperti Dewa Bujana, Sandi Sandoro atau Tantri Kotak juga ikut memuji style gitar Alif yang memukau.
Akan banyak kisah anak muda yang giat dan hebat akan lahir di zaman ini, didukung bonus demografi yang dimiliki Indonesia dengan mayoritas usia produktif, seperti para fonding father yang mengukir sejarah mengisi masa kepemudaan di zamannya.
Media sebagai Ruang Gerak Pemuda
Pemuda hari ini punya ruang eksistensi yang maha lapang, ruang maya dan ruang nyata, melalui dunia maya meraup kesuksesan dan menyebar pengaruh adalah sebuah keniscayaan.
Mayoritas mereka (citizen of the net) atau “warganet” aktif terlibat dalam komunitas maya atau media internet berburu mendefinisikan diri, yang tak jarang juga menyita waktu dalam kesiasiaan ketika keliru memaknai era digital.
Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional, oleh Badan Pusat Statistik di tahun 2017 menyebutkan bahwa 63,47 persen pemuda pernah mengakses internet dalam tiga bulan terakhir.
Penggunaan internet di Indonesia cukup signifikan di masa pandemi Covid-19. Hasil survei yang dilakukan Alvara Research Center menunjukkan, pengeluaran belanja masyarakat atas kebutuhan internet pada 2020 ini mencapai 8,1 persen, naik dari tahun lalu sebesar 6,1 persen. (iNews ID. 23 Juli 2020).
Jauh lebih penting dari data yang ada diharapkan para pemuda di era digital lebih mudah menjalin persatuan dalam keberagaman yang dimiliki, meningkatkan kemampuan berliterasi, memfilter informasi untuk pencegahan info hoaks. (*)